STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Penelitian Dosen (Eko Heriyanto, SKM, M.Kes) Faktor Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Baturaja

27 Jun 2015
SISKA DELVIA

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI INSTALASI KAMAR BERSALIN RSUD DR. H. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2014”

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. SDM diukur dari kecerdasan, kematangan emosi dan kemampuan berkomunikasi serta keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Roesli, 2008). Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan khususnya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, karena itu pembangunan sumber daya manusia harus dimulai sejak dini yakni pada saat janin masih dalam kandungan dan awal pertumbuhannya. Dengan demikian, maka kesehatan bayi baru lahir kurang dari satu bulan (neonatal) menjadi sangat penting karena akan menentukan apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan sehat dan berkualitas serta mampu menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2007).

IMD sudah mulai disadari oleh beberapa negara sejak tahun 1987 seperti Swedia, Firlandia, Austria, hal ini berlanjut sampai tahun 1990 namun IMD masih belum begitu berkesan. Dr. Karen (2006) melakukan penelitian terhadap 10.947 bayi, ternyata IMD berhasil menurunkan angka kematian bayi dibawah 28 hari (Friska, 2008). The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, yang kemudiandilanjutkan ASI Eksklusif sampai dengan enam bulan (Hernawati,2009).

Berdasarkan SK Menkes No450/MenKes/SK/IV/2004  tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama yang menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam, akan tetapi pelaksanaan pemberian ASI dari umur 0 bulan di Indonesia hanya 34,3%. Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agarproses menyusui dapat terlaksana dengan benar. Selain itu, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi (Depkes, 2009).

Berdasarkan laporan kegiatan maternal dan perinatal di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja, pada tahun 2011 yang melakukan IMD setelah persalinan yaitu sebanyak 224 ibu bersalin (16,06%) dari 1.394 persalinan, tahun 2012 yang melakukan IMD yaitu sebanyak 219 ibu bersalin (15,80%) dari 1.386 persalinan, dan tahun 2013yang meakukan IMDsebanyak 204 ibu bersalin (15,96%) dari 1.278 persalinan. Jumlah persalianan periode Januari-Maret 2014 yaitu sebanyak 418 persalinan, dan dari jumlah tersebut hanya 13,39% (56 persalinan) yang melakukan IMD sedangkan sisanya tidak dilakukan (RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja, 2011-2014).

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa ibu-ibu yang bersalin di Instalasi Kamar Bersalin RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja masih banyak yang belum mengetahui tentang IMD dan menganggap hal tersebut adalah upaya yang kurang nyaman bagi bayinya. Selain itu juga kurangnya dukungan yang diberikan suami atau anggota keluarga lainnya tentang IMD pelaksanaan IMD masih mengalami banyak hambatan.

Untuk lebih lengkap silakan download di bawah ini

Cover

BAB I_IMD

BAB II_IMD

BAB III_IMD

BAB IV_IMD

BAB V_IMD

BAB VI_IMD

BAB VII_IMD