STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Penelitian Dosen (Wachyu Amelia, SST,M.Kes) Hubungan Pengetahuan dan Komsumsi Susu Kalsium Wanita Pralansia dengan Upaya Pencegahan Osteoporosis

6 Jul 2015
SISKA DELVIA

“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KONSUMSI SUSU KALSIUM PADA WANITA PRALANSIA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS DI UPTD PUSKESMAS KEMALARAJA KECAMATAN BATURAJA TIMUR KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2012”

Menopause sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis pada perempuan yang sudah menopause terjadi penurunan hormone estrogen. Perubahan hormone ini menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis sehingga penyerapan kalsium menjadi tidak efisien. Hal ini ditandai dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata orang Indonesia, yakni hanya 254 mg per hari dari 1.000-1.200 mg/hari menurut standar internasional (Somalla, 2009).

Berdasarkan hasil The Asia Audit Epidemiologi Costand Burden Osteoporosis in Asia 2009, pada tahun 2050 diperkirakan 50% dari kasus osteoporosis didunia bakal terjadi di Asia dan menjadi beban sosial ekonomi yang cukup tinggi bagi masyarakat dan pemerintah. Bahkan berdasarkan informasi dari 14 negara Asia, terlihat angka kejadian patah tulang meningkat 2-3 kali dalam 30 tahun terakhir (Noverina, 2011).

Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mulai mengalami penurunan dalam memproduksi hormone. Gejala-gejala lain yang menandai datangnya masa menopause atau sindroma menopause seperti hot flushes (semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (keringatan dimalan hari), fatique (mudah capek), kekeringan vagina, penurunan libido, dispaureeunia, (rasa sakit ketika berhubungan seksual),  perubahan pada kulit, kegemukan badan, bahkan osteoporosis  (keropos tulang) pada jangka panjang.

Pengetahuan seorang wanita menopause sangat berpengaruh, terutama pengetahuan mengenai osteoporosis dan asupan kalsium untuk mencegahnya dimasa menopause. Wanita premenopause akan lebih mudah mengurangi kecemasan dan mampu melalui masa menopause tanpa banyak keluhan apabila mereka  mendapatkan pengetahuan yang factual mengenai osteoporosis dan asupan kalsium (Wirakusuma, 2010).

Menurut penelitian  di Indonesia, prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur diatas 70 tahun wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada tahun 2050. Mereka yang terserang rata-rata berusia diatas 50 tahun. Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis/keretakan tulang.  Dua dari lima orang Indonesia memiliki resiko terkena penyakit osteoporosis. Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Departemen Kesehatan yang mematok angka 19,7% dari seluruh penduduk dengan alas an perokok dinegeri ini urutan ke-2 dunia setelah Cina (Rahman, 2010)

Pada tahun 2011 jumlah penduduk berusia lanjut di Indonesia sebesar 30 juta jiwa atau 9,7% dari jumlah penduduk. Sedangkan di Propinsi Sumatera Selatan jumlah usia lanjut diperkirakan sebesar 14 juta jiwa. Berdasarkan data UPTD Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur  terdapat 196 wanita pra lansia dan 292 wanita usia lanjut.

Silakan download di bawah ini

BAB I

BAB III

KUESIONER